6 Penyebab Sakit Pada Ulu Hati yang Perlu di Waspadai
Kebanyakan
orang akan merasa sakit di ulu hati tepat setelah makan banyak. Kemungkinan
besar hal ini biasanya disebabkan oleh refluks asam lambung. Jika benar
disebabkan oleh kenaikan cairan asam lambung, nyeri ulu hati juga disertai oleh
sering sendawa, perut kembung, atau bahkan mual. Namun demikian, nyeri di
bagian ulu hati bisa juga menandakan masalah kesehatan yang lebih serius lainnya
dan tidak boleh disepelekan.
Jika Anda
mengalami nyeri ulu hati padahal tidak habis makan, atau sering sekali terjadi,
sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke pada dokter. Keluhan ini bisa
menandakan penyakit atau gangguan pada organ-organ di sekitar area ulu hati
anda, seperti:
1. Tukak
peptik atau lambung
Tukak peptik
atau tukak lambung umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri H.pylori atau
penggunaan obat tertentu secara berlebihan, misalnya pereda nyeri seperti ibuprofen.
Baik infeksi atau efek samping ibuprofen juga dapat melukai dinding
lambung atau usus kecil, yang bisa menimbulkan rasa sakit yang menjalar hingga ke
ulu hati.
Selain terasa
sakit di bagian ulu hati, gejala yang muncul akibat tukak peptik adalah mual,
muntah, sakit perut, dan merasa mudah kenyang. Dalam kasus tertentu, tukak
peptik bisa juga menyebabkan perdarahan dalam. Bila ini sampai terjadi, Anda
mungkin juga akan merasakan lelah, lemas, sesak napas, dan pucat.
Walaupun
sejumlah gejala berikut terkait dengan tukak lambung, gejala-gejala ini mungkin
muncul atau mungkin bahkan tidak muncul . Semakin parah lukanya, semakin buruk
gejala berikut ini akan mempengaruhi Anda. Gejala yang paling umum untuk tukak
lambung yaitu adalah panas dan nyeri perasaan di bagian atas atau tengah perut
tergantung pada tempat tukak lambung. Rasa sakit dapat meningkat ketika perut
Anda kosong dan akan lebih baik setelah Anda makan.
Gejala
lainnya termasuk:
- Nyeri di
perut
- Tidak ingin
makan karena sakit
- Mual atau
muntah
- Kembung
- Bersendawa
atau refluks asam lambung
- Mual (sensasi
panas atau sakit di ulu hati)
Dalam kasus
yang parah, tukak lambung ini dapat menyebabkan perdarahan. Anda mungkin dapat
mengeluarkan tinja gelap atau hitam, atau bahkan muntah darah yang terlihat
seperti kopi. Perdarahan dapat terjadi dari waktu ke waktu atau terjadi
tiba-tiba, menyebabkan pendarahan yang dapat mengancam jiwa.
2. Batu
empedu
Batu empedu yang
memblokir saluran kantong empedu dapat menyebabkan sakit di bagian ulu
hati. Gejala lain yang biasanya timbul adalah kehilangan nafsu makan, mual dan
muntah, perut kembung, demam tinggi, kulit terlihat kuning (jaundice), feses
berwarna tanah liat, dan sakit yang hebat di dekat sisi kanan atas perut
setelah makan.
Terdapat 2
jenis batu empedu, yaitu:
- Batu
kolesterol. Batu ini berwarna kuning dan terutama mengandung
kolesterol yang tidak bisa dicerna. Batu ini merupakan batu empedu yang biasanya
paling sering terjadi.
- Batu pigmen. Batu
ini berwarna cokelat tua dan hitam, terutama mengandung bilirubin yang sangat berlebihan.
Pada
kebanyakan kasus, batu empedu harus ditangani lewat pembedahan atau operasi untuk
membuang batu tersebut. Anda dapat mencegah batu empedu jika Anda menjaga
berat badan Anda dalam rentang waktu yang normal. Anda harus mengurangi
konsumsi lemak, protein, tapi menambah konsumsi serat untuk mengurangi
kolesterol.
3.
Preeklampsia pada ibu hamil
Dilansir dari
Health Line, ibu hamil adalah kelompok orang yang paling rentan mengeluhkan
sakit di bagian ulu hati. Pasalnya, janin yang terus membesar seiring masa
kehamilan akan menekan perut, sehingga bisa menimbulkan rasa sakit. Selain itu,
perubahan kadar hormon selama kehamilan juga bisa memengaruhi tingkat rasa
sakit.
Namun apabila
itu terus-terusan terjadi, sakit di ulu hati bisa menjadi pertanda preeklampsia.
Selain itu berikut adalah tanda atau gejala preeklampsia:
- Tiba-tiba
mengalami pembengkakan pada muka, kaki, tangan, dan juga mata
- Tekanan darah
menjadi sangat tinggi, yaitu bisa lebih dari 140/90mmHg
- Terjadi
peningkatan berat badan dalam 1 atau 2 hari
- Nyeri pada
perut bagian atas
- Nyeri kepala
yang sangat parah
- Timbul rasa
mual dan muntah
- Penglihatan
kabur
- Penurunan
frekuensi dan jumlah urin
- Terdapat
protein pada urin (hal ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan pada urin)
Efek
preeklampsia bisa sama-sama fatal bagi ibu dan juga janin. Oleh karena itu,
Anda membutuhkan pengawasan ketat dari dokter apabila sudah terdiagnosis.
Beberapa pemeriksaan seperti tes darah, tes urine, dan pemeriksaan tekanan
darah diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Namun terkadang ibu
hamil yang tidak mengalami preeklampsia juga mengalami tanda serta gejala
tersebut, oleh karena itu penting untuk memeriksakan diri ke dokter saat sedang
hamil.
Esofagitis
adalah peradangan yang terjadi pada bagian lapisan dinding dalam kerongkongan,
pipa penyalur makanan dari mulut ke lambung. Peradangan ini bisa disebabkan
oleh kenaikan pada asam lambung (heartburn), infeksi, dan iritasi sebagai efek
samping penggunaan obat-obatan tertentu. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
tertentu juga bisa menyebabkan peradangan ini.
Gejala lain
yang terjadi selain sakit pada ulu hati adalah kesulitan menelan, rasa terbakar
di sekitar dada atau tenggorokan, rasa asam tidak normal di mulut Anda.
Esofagitis
juga dapat menyebabkan nyeri saat menelan makanan, sulit menelan, nyeri pada
dada (khususnya di belakang tulang dada, yang terjadi saat menelan makanan),
makanan yang tertelan terjebak di dalam esofagus (impaksi makanan), mulas, dan juga
regurgitasi asam. Bila tidak diobati, esofagitis bisa mengakibatkan pembentukan
jaringan parut atau bisa pendarahan.
5. Radang
perut (gastritis)
Radang perut
bisa diakibatkan oleh infeksi bakteri H. pylori, gangguan sistem kekebalan
tubuh, atau kerusakan pada organ bagian dalam perut tertentu yang terus
berlanjut.
Gastritis
juga sering disebut sebagai maag. Padahal maag adalah istilah yang digunakan pada
orang awam untuk menggambarkan suatu kondisi dengan kumpulan gejala seperti
keluhan sakit perut, mual, muntah, dada terasa perih seperti terbakar, kembung,
begah, dan juga mulut terasa asam.
Maka, maag
sendiri sebenarnya bukan penyakit, melainkan sebagai gejala yang bisa
menandakan adanya penyakit tertentu. Gastritis bisa berkembang
menjadi kronis dalam waktu singkat atau bisa berlangsung selama bertahun-tahun
tergantung dari perawatan yang dilakukan. Gejala umum yang menyertainya adalah
ketidaknyamanan pada bagian dada atau sakit pada ulu hati, mual, muntah darah
yang terlihat seperti ampas kopi, dan feses berwarna hitam.
6.
Pankreatitis
Pankreatitis adalah
peradangan pada pankreas. Selain nyeri di bagian ulu hati, gejala lain yang
muncul adalah kehilangan nafsu makan, sakit perut, demam, percepatan detak
jantung, serta feses berminyak dan juga bau aneh. Gejala pankreatitis akut
lainnya meliputi:
- Mual atau
muntah
- Diare
- Gangguan
pencernaan
- Demam hingga
38 derajat Celcius atau lebih
- Peningkatan
denyut nadi
- Sakit kuning
- Nyeri atau
pembengkakan pada perut
Bila sakit di
ulu hati sering terjadi atau diikuti dengan gejala-gejala di atas atau bahkan
gejala lainnya yang tidak disebutkan, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan
diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pada umumnya, Mengubah kebiasaan makan
menjadi lebih sehat menjadi langkah terbaik untuk mengurangi kekambuhan nyeri
pada ulu hati yang biasa terjadi.
Selain sakit,
kadang rasa panas di bagian ulu hati sering terjadi setelah makan
Mengapa panas
atau sakit di bagin ulu hati bisa terjadi setelah makan? Begini, saat Anda
menelan makanan, makanan tersebut akan melewati kerongkongan agar dapat turun
ke lambung untuk dicerna. Gerakan menelan ini menyebabkan otot antara esofagus
dan lambung dikenal dengan sfingter esofageal terbuka, agar makanan dan cairan
dapat masuk ke dalam lambung. Saat tidak menelan, sfingter akan tetap menutup.
Jika sfingter
esofageal tidak menutup sempurna setelah Anda menelan, cairan isi lambung yang
bersifat asam dapat kembali naik ke esofagus. Reaksi ini dinamakan refluks.
Kadang, asam lambung ini mencapai bagian terbawah esofagus, dan menimbulkan
sensasi terbakar di dalam ulu hati.
Selain itu,
setelah kekenyangan makan banyak atau makan makanan yang super pedas, tak
jarang perut jadi diteror oleh sensasi perih terbakar tepat di dalam ulu hati.
Biasanya ini juga disertai dengan rasa asam atau pahit di bagian tenggorokan
atau mulut. Sensasi perut yang panas seperti ini sering kali disebut dengan
heartburn.
Bagaimana cara
meredakan rasa panas atau sakit di ulu hati setelah makan?
Makan
merupakan kebutuhan primer, namun jika konsekuensinya yaitu adalah menghadapi teror
mulas dan perut panas, tentu hal ini akan sangat mengganggu. Namun, jangan
khawatir. Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk meredakan rasa perih
terbakar di bagian ulu hati.
1. Jangan
segera berbaring
Apa yang
biasanya Anda lakukan segera setelah makan? Ya, banyak dari kita yang tunduk
oleh rasa kantuk karena kekenyangan dan akhirnya memilih untuk tiduran
setelah makan. Akan tetapi, Anda sebaiknya menunda dulu keinginan Anda.
Langsung berbaring setelah makan dapat memperparah sensasi perut menjadi panas.
Jika Anda
merasa ngantuk setelah makan, Anda dapat berjalan-jalan singkat atau melakukan
berbagai aktivitas ringan selama kurang lebih selama 30 menit. Mencuci piring
atau berjalan di sekitar kompleks mungkin ini dapat menjadi pilihan yang baik.
Waktu yang paling baik untuk berbaring yaitu adalah dua jam setelah makan,
hindari juga mengonsumsi makanan ringan sesaat sebelum tidur.
2. Kenakan
pakaian yang longgar
Ikat pinggang
atau pakaian lain yang ketat dapat menekan perut, sehingga bisa memperburuk rasa
terbakar pada ulu hati. Kendurkan semua pakaian yang ketat setelah makan atau
Anda juga dapat berganti baju, memakai baju yang lebih longgar.
3. Hindari
rokok, alkohol, atau kafein
Bagi perokok
berat, merokok setelah makan merupakan ritual suci yang tidak boleh di lewatkan.
Ternyata, merokok setelah makan justru bisa memperparah rasa perut panas. Ini
karena merokok dapat melemahkan kinerja otot pada bagian lambung yang berfungsi
mencegah asam lambung naik ke tenggorokan. Kafein dan alkohol juga akan menimbulkan
efek yang sama.
4. Tinggikan
kepala dan tubuh bagian atas saat anda berbaring
Meninggikan
bagian atas tubuh Anda sebanyak kurang lebih 10-15 cm saat rebahan dapat
mencegah refluks asam lambung dan juga perut panas. Saat tubuh bagian atas
dinaikkan, maka gravitasi akan mencegah isi lambung naik kembali ke bagian
esofagus. Tetapi, Anda perlu berhati-hati jika mengganjal tubuh Anda dengan
tumpukan bantal. Perhatikan agar tubuh Anda tidak menekuk, karena tubuh yang
tertekuk akan meningkatkan tekanan di perut dan justru semakin menambah gejala
perut menjadi mulas dan sensasi terbakar di ulu hati.
Tidur dengan
bantal cekung yang dirancang khusus itu juga merupakan pilihan lain yang cukup
efektif. Kebanyakan bantal yang dijual akan menaikkan kepala, bahu, dan dada
Anda sebesar 30-45 derajat, atau 15-20 cm untuk dapat mencegah refluks. Selain
itu, Anda dapat menggunakan bantal ini dengan posisi miring atau tidur dengan telentang
tanpa khawatir akan menekan leher atau kepala Anda.
5. Kurangi
makan makanan berlemak
Selain
mengubah kebiasaan setelah makan, penting juga untuk mengusahakan mengonsumsi
makanan rendah akan lemak, karena lemak dapat memperburuk gejala perut panas
dan mulas.
Sensasi panas
dan sakit pada ulu hati tidak kunjung mereda setelah makan, haruskah khawatir?
Apabila Anda
tidak merasakan adanya perbaikan, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Sesekali
mengalami perut panas dan mulas adalah hal yang wajar, namun apabila Anda
terlalu sering merasa terbakar atau sakit di ulu hati lebih dari dua kali dalam
seminggu atau gejala yang Anda alami justru akan memburuk, segera konsultasi ke
dokter. Dokter dapat membantu Anda dengan memberikan obat yang sesuai dengan
kondisi Anda.
Makan lebih
teratur. Salah satu penyebab menaiknya asam di lambung yang akan
menyebabkan ulu hati terasa sakit adalah pola makan yang tidak teratur. Oleh
karena itu, usahakan untuk memiliki jam makan yang sama setiap hari atau rutin.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk tidak makan dua jam sebelum tidur karena
hal tersebut dapat memicu asam naik ke tenggorokan saat anda tidur.
Hindari
ngemil di antara waktu makan. Kebiasaan satu ini dapat membuat pencernaan
kesulitan untuk mencerna makanan yang terlalu banyak dimakan. Akibatnya, tubuh
jadi membutuhkan waktu yang cukup lama pula untuk mencerna makanan tersebut.
Perhatikan
porsi makan. Cara mengatasi sakit di ulu hati lainnya yaitu adalah dengan
memperhatikan porsi makan. Pasalnya makan dalam porsi besar dapat memicu
refluks. Untuk menghindari kelaparan, sebaiknya Anda makan lebih sering namun
dalam porsi yang lebih kecil juga.
Mengunyah
makanan dengan benar. Meski terlihat sepele, cara yang satu ini penting
untuk diperhatikan. Pasalnya hal ini dapat membantu enzim pencernaan mengolah
dan mencerna makanan dengan lebih mudah sehingga mengurangi risiko asam lambung
naik atau memperkecil gejala sakit di ulu hati yang Anda alami.
Hindari minum
air terlalu banyak saat makan. Minum terlalu banyak air di tengah
waktu makan dapat mencairkan asam di lambung dan membuat makanan yang Anda
konsumsi lebih sulit untuk dicerna.
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment