Faktor Primer Penyebab Penyakit Jantung.

Faktor Primer Penyebab Penyakit Jantung.



Menurut informasi dari Persatuan Jantung Amerika, ada sepuluh penyebab yang disebut sebagai faktor primer mengapa seseorang mempunyai resiko untuk mendapatkan penyakit jantung. Faktor primer tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sejarah keluarga.

Jikalau anda berasal dari keluarga yang memiliki riwayat serangan jantung lebih besar dibandingkan dengan mereka yang keluarganya bebas dari penyakit jantun. Bahkan penelitian menunjukan bahwa risiko tersebut berkisar dari 2 sampai 5 kali lebih banyak, teristimewa bila angota keluarga dekat pernah atau mempunyai problema/riwayat penyakit jantung.

2. Stres dan juga sikap serta kepribadian yang menghasilkan stres.

Ketegangan, stres dan sikap yang agresif memberikan tekanan terhadap jantung dan memberikan risiko yang lebih besar untuk mendapatkan serangan jantung. Dalam keadaan stres, hormon dalam tubuh kita secara otomatis akan bereaksi dan mempercepat denyut jantung dan menaikkan tekanan darah.

3. Kurang kegiatan tubuh.

Pasal ini akan menjelaskan bagaimana tubuh yang kurang kegiatan menyebabkan banyaknya kemungkinan untuk mendapatkan penyakit jantung.

4. Tekanan darah tinggi.

Lebih tinggi tekanan darah, maka kemungkinan untuk mendapatkan serangan jantungpun makin meningkat.

5. EKG yang abnormal.

EKG adalah satu alat pemeriksaan yang dapat menunjukan kemungkinan untuk penyumbatan pembuluh darah dan pembesaran jantung, bahkan serangan jantung, EKG seseorang dalam keadaan stres dapat memberikan ramalan yang lebih akurat karena menunjukan keadaan jantung dalam keadaan tegang yang berbeda dengan keadaan rileks.

6. Kegemukan.

Seorang yang mempunyai berat badan 15-20% atau lebih diatas berat normal mempunyai resiko yang lebih besar untuk mendapat serangan penyakit jantung. Dengan demikian lebih berat badan seseorang, kemungkinan untuk meninggal akibat serangan jantung makin besar.

7. Merokok.

Banyak penelitian menunjukan bahwa merokok adalah salah satu penyebab dari penyakit jantung. Misalnya seseorang yang merokok 2 bungkus rokok perhari mempunyai resiko 3 kali lipat untuk meninggal disebabkan oleh serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

8 Kolesterol.

Untuk laki-laki, resiko untuk mendapat serangan jantung pertama menjadi 2 kali lipat lebih besar apa bila kadar kolesterol meningkat dari 225-250 menjadi 300 atau lebih. Data lain dari Penelitian Framingham membuktikan bahwa seorang dengan kolesterolnya yang naik dari 194 sampai diatas 250 mempunyai risiko serangan penyakit jantung 3 kali lipat lebih besar.

9. Trigliserida.

Adanya lemak didalam darah ini mempunyai hubungan yang dekat dengan kegemukan, dan dikenal sebagai salah satu dari faktor risiko untuk penyakit jantung. Dengan demikian, lebih tinggi trigliserida, lebih tinggi juga resiko terkena penyakit jantung.

10. Kadar gula waktu berpuasa.

Berbagai penelitian menunjukan bagaimana diabetes (penyakit kencing manis) dan peningkatan gula dalam darah berhubungan dengan penyakit jantung. Lebih tinggi kadar gula dalam darah, lebih besar pula risiko untuk terkena penyakit jantung.

3 Tanda Terkena Penyakit Jantung yang Mengintai di Usia Muda.

Salah satu penyebab terjadinya pergeseran usia dalam terjadinya penyakit kardiovaskuler yaitu ialah perkembangan penyakit yang dimulai lebih awal. Kerusakan pembuluh darah memerlukan waktu yang lama untuk menimbulkan suatu gejala penyakit jantung, akan tetapi hal ini dapat dimulai dari usia remaja bahkan anak-anak. Faktor risiko seperti obesitas dan gaya hidup tidak sehat sudah dapat ditemukan saat masih di usia muda. Akibatnya, kerusakan pembuluh darah sudah terjadi secara perlahan dan penyakit kardiovaskuler akan lebih cepat terjadi saat usia dewasa.
Berikut ini beberapa tanda perkembangan penyakit kardiovaskuler yang harus diwaspadai pada usia muda.

1. Tekananan darah tinggi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu gangguan yang meningkatkan suatu risiko penyakit kardiovaskuler.  Mendeteksi hipertensi pada usia muda cenderung sulit karena dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan tinggi badan seseorang. Tekanan darah sistolik normal pada bayi dan balita sekitar usia 80-110, usia anak-anak sekitar 85-120 sedangkan pada usia remaja sekitar 95-140. Seorang anak dikatakan mengalami hipertensi jika konsisten memiliki tekanan darah mendekati batas atas atau lebih tinggi dari batas normal tersebut setelah tiga kali dilakukan pengukuran dalam waktu yang berbeda.  
Hipertensi primer biasanya sering ditemukan pada usia remaja dan memiliki faktor risiko yang sama pada umumnya; obesitas, pola konsumsi dan gaya hidup yang tidak sehat. Namun pada saat usia anak-anak atau lebih muda, terdapat kemungkinan penyebab hipertensi sekunder seperti gangguan endokrin, penyakit ginjal, kelainan jantung bawaan, tekanan intracranial, efek samping obat, dan racun.
Hipertensi pada usia muda sering kali tidak menimbulkan gejala yang akut, namun dapat menyebabkan sakit kepala, mimisan, serta penurunan kemampuan akademis dan olahraga. Jika tidak diatasi, baik hipertensi primer maupun sekunder bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pembuluh darah lebih cepat dan hal ini dapat berdampak terhadap sistem saraf pusat (stroke), gangguan fungsi jantung, dan gagal ginjal pada saat dewasa.

2. Hiperkolesterolemia

Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan awal dari perkembangan penyakit jantung koroner dan hal ini, tanpa disadari, sudah dimulai saat masa anak-anak. Peningkatan kadar kolesterol sudah dapat terlihat saat anak akan memasuki usia remaja (9-11 tahun) dan biasanya kembali meningkat pada saat usia remaja akhir (17-21 tahun). Hiperkolesterolemia pada anak lebih mungkin terjadi apa bila:

- Terdapat riwayat penyakit jantung dari orangtua
- Mengalami kegemukan
- Tekanan darah di atas normal seusianya
- Memiliki diabetes
- Merokok dan terpapar asap rokok

Penanganan kolesterol pada anak sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung sejak dini. Oleh karena itu, jika anak sudah memiliki faktor risiko, disarankan untuk memeriksakan kadar kolesterol darah pada usia anak-anak (di bawah 10 tahun) serta saat awal dan akhir usia remaja. Kadar kolesterol total (TC) yang aman pada anak usia sekitar kurang dari 170mg/dL. Jika kadar TC sekitar 170-199mg/dL diperlukan pemeriksaan berulang, sedangkan jika kadar TC >200mg/dL diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dan konsumsi obat.
Meskipun demikian, utamakan untuk memperbaiki pola makan dan pola aktivitas jika anak Anda berisiko mengalami hiperkolesterolemia. Hal ini dilakukan dengan cara pengurangan asupan lemak, karbohidrat dan gula dari asupan harian. Sebagai gantinya, tingkatkan asupan protein, vitamin, serat dan mineral terutama dari sayur dan buah.

3. Arterosklerosis

Arterosklerosi dapat terjadi jika kadar kolesterol darah tidak terkendali sehingga menimbulkan plak pada pembuluh darah. Perkembangan arterosklerosis cenderung lama namun bisa dimulai pada masa anak-anak. Faktor risiko arterosklerosis pada anak dan pada umumnya sama dengan faktor risiko hiperkolesterolemia pada  anak. Namun setiap faktor risiko seperti obesitas, hipertensi dan gaya hidup yang tidak sehat akan mempercepat kerusakan pembuluh darah. Arterosklerosis saat usia anak-anak adalah pemicu/penyebab utama penyakit jantung dan stroke pada individu dewasa yang berusia 20-30 tahun.

Kadar kolesterol darah abnormal pada anak yaitu pertanda perkembangan arterosklerosis. Berikut ini hasil pemeriksaan kolesterol abnormal yang memerlukan penanganan segera:
Kadar kolesterol total (TC) >200mg/dL
Kadar kolesterol LDL >130 mg/dL
Kadar kolesterol HDL <40mg/dL
Kadar Trigliserida (TG) >130mgdL

Penanganan arterosklerosis dan kadar kolesterol abnormal pada anak dilakukan secara bertahap seperti berikut ini:

Perubahan pola makan dan aktivitas.

Menekan konsumsi harian yang berlemak, karbohidrat dan gula berlebih serta lebih banyak mengonsumsi protein ikan, buah dan sayur. Anak juga dianjurkan untuk selalu aktif 30-60 menit/hari dalam 4-6 hari/minggu. Upaya perbaikan sebaiknya dilakukan secara perlahan dan konsisten karena harus bisa dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Suplementasi.

Dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serat dan omega-3 yang bermanfaat untuk mengendalikan kadar kolesterol LDL. Anak juga tetap dianjurkan memperoleh serat dari sayur dan buah serta omega-3 dari ikan yang berminyak.

Pemberian obat.

Pada umumnya dokter akan memberikan obat dengan jenis Statin namun upaya pengobatan tidak bertujuan untuk mengatasi arterosklerosis melainkan hanya untuk mengendalikan atau mencegah faktor risiko. Pemberian obat adalah langkah terakhir jika perbaikan gaya hidup dan suplementasi setelah 6-12 bulan tidak dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total atau kadar trigliserida yang terlalu tinggi.

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment