Apa itu Radang Otak (encephalitis)?
Radang otak atau encefalitis yaitu inflamasi yang
terjadi pada otak. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, namun anak-anak dan
juga lansia memiliki risiko tertinggi karena sistem kekebalan tubuh mereka yang
cenderung lebih lemah.
Meski jarang terjadi, radang otak atau encefalitis
berpotensi menjadi kondisi yang serius dan dapat mengancam jiwa. Perkembangan
penyakit ini juga sulit ditebak. Diagnosis dan pengobatan yang cepat serta
efektif adalah kunci utama dalam menangani kondisi radang otak ini.
Gejala Radang Otak
Radang otak terkadang diawali dengan gejala-gejala
ringan seperti demam, sakit kepala, lelah, serta pegal-pegal. Kondisi penderita
kemudian bisa menurun secara drastis dengan indikasi-indikasi yang lebih serius
yang meliputi:
- Kejang-kejang.
- Perubahan kondisi mental, seperti linglung.
- Halusinasi.
- Otot yang lemas.
- Kelumpuhan pada wajah serta bagian tubuh tertentu.
- Gangguan pada kemampuan bicara atau pendengaran.
- Pingsan.
- Pergerakan mata yang tidak terkontrol.
- Leher yang kaku
- Pandangan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan.
Gejala awal radang otak ini cenderung mirip dengan
indikasi flu sehingga sulit dideteksi. Maka dari itu, segeralah ke rumah sakit
jika Anda atau anak Anda mengalami gejala flu yang makin parah dan yang
disertai dengan perubahan kondisi mental.
Penyebab Radang Otak
Sebagian dari kasus radang otak tidak diketahui
penyebabnya secara pasti. Namun, infeksi serta sistem kekebalan tubuh yang
rendah diduga berperan penting terhadap proses terjadinya penyakit radang otak ini.
Infeksi yang bisa menyebabkan radang otak dibagi
menjadi dua, yakni virus infeksi yang berasal dari dalam otak atau disebut
radang otak primer, serta infeksi yang berasal dari luar otak, atau radang otak
sekunder.
Radang otak sekunder terjadi ketika saat infeksi
telah menyebar dan menembus masuk ke dalam otak. Berbagai jenis infeksi,
terutama infeksi virus, yang dapat memicu kondisi ini diantaranya yaitu :
Virus herpes simpleks,
yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit herpes di mulut maupun di kelamin.
Herpes simpleks merupakan virus yang paling sering ditemukan pada kasus radang
otak ini.
Virus Varicella zoster,
yang bisa menyebabkan cacar air dan cacar api.
Virus Epstein-Barr,
yang menjadi penyebab penyakit mononukleosis.
Berbagai jenis virus lain,
yang dapat menyebabkan penyakit campak (measles), gondongan (mumps), atau
campak jerman (rubella).
Virus dari hewan,
misalnya virus rabies serta virus yang disebarkan oleh caplak dan nyamuk.
Selain karena infeksi, radang otak juga bisa
disebabkan oleh masalah pada sistem kekebalan tubuh. Normalnya, sistem kekebalan
tubuh akan berusaha melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh supaya tidak
dapat menyebabkan penyakit yang serius. Meskipun jarang terjadi, sistem
kekebalan tubuh dapat mengalami gangguan sehingga bisa menyerang jaringan tubuh
sendiri, dalam hal ini menyerang otak. Kesalahan sistem kekebalan tubuh ini
dapat dipicu oleh beberapa hal, diantaranya yaitu :
Infeksi yang biasanya terjadi di bagian tubuh yang
lain (yang biasanya terjadi beberapa minggu sebelumnya). Radang otak akibat
kondisi ini biasa disebut juga dengan ensefalitis paska infeksi.
Pertumbuhan tumor, baik yang bersifat jinak maupun
ganas, pada salah satu bagian tubuh kita. Radang otak dari akibat kondisi ini
disebut dengan ensefalitis autoimun.
Vaksinasi. Kasus radang otak yang disebabkan
vaksinasi sangatlah jarang, dan keuntungan yang didapat dari vaksinasi
seringkali melebihi risiko vaksinasi itu sendiri.
Diagnosis Radang Otak
Karena gejala awalnya seringkali mirip dengan
penyakit lain, radang otak sering disalahartikan sebagai penyakit lain oleh
karena itu sulit terdeteksi. Selain menanyakan tentang gejala-gejala Anda,
dokter akan menganjurkan pemeriksaan serta tes-tes untuk memastikan diagnosis.
Beberapa jenis pemeriksaan yang akan disarankan
meliputi:
MRI scan atau CT scan. Umumnya,
ini merupakan jenis pemeriksaan pertama yang disarankan oleh dokter untuk mendeteksi
adanya radang otak. Kedua jenis pemeriksaan ini akan menunjukkan ada tidaknya pembenkakan
yang terjadi pada otak, serta ada tidaknya penyebab lain yang mendasari radang
otak seperti tumor.
Pungsi lumbar. Dalam
pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jarum ke tulang belakang bagian bawah,
dan kemudian dokter akan mengambil cairan serebrospinal guna diperiksa di
laboratorium.
Dari cairan tersebut, akan diperiksa ada apa tidaknya infeksi
atau peradangan yang terjadi di otak. Tes ini terkadang juga bisa membantu
mengidentifikasi jenis virus atau agen penyebab lainnya.
Tes lain, yaitu seperti tes
darah, tes hapusan tenggorokan, dan tes urine. Tes ini mungkin dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab infeksi.
Elektroensefalogram atau EEG. Tes
ini digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan aliran listrik di otak yang
mungkin menjadi penyebab lain terjadinya radang otak.
Biopsi otak. Pada prosedur biopsi otak ini, sebagian
jaringan otak akan diambil untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Prosedur biopsi otak mungkin dipilih
jika gejala semakin memburuk dan pengobatan tidak berdampak positif.
Pengobatan Radang Otak
Radang otak memiliki potensi mengancam jiwa
(terutama yang sudah parah), sehingga membutuhkan penanganan darurat di rumah
sakit. Dalam proses penanganan radang otak bertujuan untuk menghentikan dan
mengobati infeksi, mengatasi komplikasi yang berpotensi muncul akibat demam,
serta mencegah komplikasi jangka panjang.
Penanganan radang otak untuk setiap pasien
berbeda-beda. Penentuannya tergantung kepada jenis radang otak yang diderita
oleh seseorang pasien. Langkah penanganan pada umumnya meliputi antibiotik,
antifungal, antivirus, kortikosteroid injeksi, terapi imunoglobulin,
plasmapheresis, pembedahan, atau antikonvulsan.
Sebagian besar radang otak dari akibat infeksi virus
akan diatasi dengan obat antivirus, seperti acyclovir. Meski demikian,
keefektifan antivirus tetap terbatas karena tidak semua jenis virus bisa
diatasi dengan obat acyclovir ini. Obat antivirus hanya efektif untuk
memberantas virus herpes simpleks dan juga varisela zoster. Efek samping dari
obat ini meliputi diare, mual, muntah, serta nyeri pada otot atau sendi.
Untuk mengatasi radang otak akibat gangguan sistem
kekebalan tubuh, dokter memberi suntikan kortikosteroid sebagai langkah penanganan
utamanya. Kortikosteroid akan menurunkan kinerja abnormal dari sistem kekebalan
tubuh sekaligus mengurangi inflamasi pada otak kita. Apabila obat ini dinilai
kurang efektif, dokter mungkin akan menambahkan terapi imunoglobulin untuk
pasien.
Kortikosteroid juga berpotensi menyebabkan efek
samping yaitu seperti emosi tidak stabil, perubahan nafsu makan serta kesulitan
tidur. Terapi imunoglobulin juga bisa digunakan untuk menangani radang otak
yang terjadi karena gangguan sistem kekebalan tubuh.
Sementara pada radang otak yang disebabkan karena
infeksi akibat jamur atau bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik atau
antijamur untuk mengatasinya. Obat antikonvulsan dapat diberikan dokter untuk
menghentikan atau mencegah kejang-kejang yang disebabkan oleh radang otak ini.
Dalam kasus radang otak akibat tumor, pilihan terapi
pembedahan mungkin saja akan diambil guna mengangkat tumor penyebab. Tetapi,
indikasi pembedahan ini bergantung pada jenis, ukuran, serta penyebaran tumor.
Di samping obat-obatan, pasien radang otak
membutuhkan bantuan peralatan medis yang lainnya. Seperti misalnya, alat bantu
pernapasan serta tabung untuk menyalurkan nutrisi. Masa penyembuhan yang
dibutuhkan oleh pasien juga cenderung memakan waktu yang lama hingga
berbulan-bulan.
Komplikasi Radang Otak
Dampak dari radang otak tentu tidak sama pada tiap
pasien. Ada yang bisa sembuh total, akan tetapi ada juga yang mengalami
komplikasi. Di antara seluruh kasus radang otak yang telah terjadi,
diperkirakan sekitar 10 persen meninggal dunia.
Risiko komplikasi yang mungkin bisa terjadi
tergantung pada banyak faktor. Di antaranya yaitu usia pasien, penyebab
terjadinya infeksi, jenis dan tingkat keparahan radang otak, serta kecepatan
penanganan. Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi:
Kelelahan yang berkepanjangan.
Hilang ingatan.
Epilepsi.
Gangguan kemampuan fisik dan motorik.
Perubahan kepribadian dan perilaku.
Gangguan kemampuan bicara dan penguasaan bahasa.
Perubahan pada emosi, misalnya kecemasan dan emosi
yang tidak stabil.
Gangguan konsentrasi.
Pencegahan Radang Otak
Radang otak termasuk kondisi yang sulit dicegah.
Pencegahan utama yang dapat Anda lakukan yaitu adalah melalui vaksinasi MMR.
Langkah sederhana lain yang bisa diambil untuk menghindari kondisi ini adalah:
Menjaga kebersihan. Misalnya
dengan sering mencuci tangan dan sering membersihkan rumah secara teratur.
Jangan menggunakan alat makan yang sama dengan orang
lain.
Menghindari gigitan nyamuk. Kenakan
pakaian yang tertutup saat tidur atau saat keluar rumah pada malam hari,
gunakan semprotan antinyamuk, serta gunakan losion antinyamuk.
Vaksinasi. Jenis vaksinasi
rutin di Indonesia yang dapat membantu menurunkan risiko terjangkit penyakit
radang otak ini adalah vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella). Selain itu,
ada beberapa jenis vaksin yang disarankan yaitu apabila Anda akan bepergian ke
daerah yang berisiko, seperti vaksin Japanese encephalitis, vaksin tick-borne
encephalitis, serta vaksin rabies.
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment