Gejala-gejala dan Penanganan Lupus Pada Wanita yang Perlu Diwaspadai

Gejala-gejala dan Penanganan Lupus Pada Wanita yang Perlu Diwaspadai


Meskipun lupus termasuk penyakit yang dapat menyerang semua jenis kelamin, Womens Health mencatat bahwa 90 persen pasien lupus yaitu adalah wanita. Parahnya, lupus banyak menyerang wanita dalam masa produktif. Pimpinan Division of Rheumatology and Lupus Center di NYU Langone Health, dr.Jill Buyon mengatakan bahwa lupus yaitu adalah penyakit autoimun yang tidak bisa disembuhkan dan belum ditemukan obatnya.
Akan tetapi, semakin cepat mendeteksi penyakit ini, berbagai gejalanya bisa ditangani sedini mungkin dan seefektif mungkin. Berikut adalah berbagai gejala lupus yang patut diwaspadai.

1. Ruam di wajah yang mirip kupu-kupu

Gejala lupus pada septiap wanita yang pertama dan sangat khas adalah ruam kulit di wajah. Biasanya, ruam akan muncul seperti kupu-kupu, memanjang dari tulang hidung, kedua pipi, hingga tulang rahang. Jenis ruam seperti ini disebut sebagai butterfly rash. Biasanya hal ini terjadi karena kulit mengalami sensitivitas terhadap suatu cahaya.

2. Nyeri otot dan sendi

Rasa nyeri pada otot dan sendi biasanya muncul di pagi hari pada saat bangun tidur. Selain terasa nyeri, sendi juga mengalami pembengkakan dan terasa kaku. Biasanya bagian yang terkena yakni pergelangan tangan, buku-buku jari, dan jari-jari. Nyeri sendi pada lupus umumnya hanya akan muncul di satu sisi tangan saja.
Selain itu, pembengkakan dan rasa nyeri ini cenderung datang dan pergi, tidak akan bertambah parah dari hari ke hari seperti rematik.

3. Nyeri dada

Lupus dapat memicu peradangan pada selaput yang melapisi paru-paru dan juga jantung. Akibatnya, orang yang mengidap lupus akan merasakan nyeri pada dada dan sesak napas.

4. Mudah lelah

Lupus merupakan penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pada sel-sel darah. Misalnya jumlah sel darah putih yang terlalu rendah, trombosit darah yang terlalu rendah, atau sel darah merah yang rendah hingga mengakibatkan anemia.
Akibatnya, tubuh menjadi mudah lelah dan kurang bergairah. Tak hanya itu, tubuh yang terserang lupus juga lebih mudah merasa lelah karena berbagai organ tubuh Anda fungsinya mulai terganggu.

5. Masalah pada ginjal

Ginjal menjadi salah satu organ tubuh yang bisa mengalami komplikasi dari akibat lupus. Para ahli berpendapat hal ini dikaitkan dengan sel antibodi yang seharusnya melindungi tubuh justru berbalik menyerang tubuh, yaitu salah satunya ginjal. Kondisi ini terkadang mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal.
Gejala lupus pada wanita karena kerusakan ginjal meliputi kenaikan berat badan, pergelangan kaki bengkak, tekanan darah tinggi, dan juga penurunan fungsi ginjal.

6. Gangguan mental dan fungsi otak

Jika seseorang mengidap lupus, sistem saraf pusatnya juga akan terganggu. Kondisi ini akan mengakibatkan berbagai masalah mental seperti depresi, cemas, rasa takut, hingga kebingungan yang tidak beralasan.
Tak hanya itu saja, lupus juga bisa menyerang otak yang bisa mengakibatkan seseorang menjadi kejang  dan kehilangan ingatan untuk sementara. Oleh karena itu, jika Anda mengalami hal ini disertai gejala lupus lainnya, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya yang pasti.

7. Demam

Orang yang terkena lupus sering kali badan mengalami demam yang biasanya lebih dari 38 derajat celcius. Hal ini terjadi sebagai respon tubuh terhadap peradangan dan infeksi. Oleh karena itu, suhu tubuh akan meningkat melebihi normal. Jika demam tidak kunjung turun selama berhari-hari, Anda perlu segera menemui dokter untuk meminta diagnosis yang tepat mengenai kondisi yang Anda alami saat ini.

8. Berat badan turun secara tiba-tiba

Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas bisa menjadi salah satu tanda penyakit serius ini. Pada lupus, hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terganggu yang pada akhirnya memengaruhi tiroid dan hormon tertentu yang bisa mengakibatkan Anda kehilangan berat badan sebanyak beberapa kilogram tanpa alasan yang Anda sadari.

9. Rambut yang menipis

Penipisan pada rambut menjadi salah satu gejala lupus pada wanita akibat peradangan di kulit kepala. Biasanya hal ini juga disebabkan oleh kadar tiroid yang terlalu rendah atau biasa disebut hipotiroidisme. Akibatnya, kerontokan mulai terjadi secara perlahan. Selain itu, rambut juga biasanya menjadi lebih rapuh dan juga mudah patah.

10. Luka ulkus di mulut

Luka ulkus mulut menjadi salah satu gejala pada lupus pada wanita yang muncul di masa-masa awal. Biasanya luka akan terlihat di langit-langit mulut, gusi, di pipi bagian dalam, dan juga terlihat di bibir. Luka ini tak selalu mengakibatkan rasa nyeri, tapi bisa juga ditandai dengan kondisi mulut yang kering.
Tidak semua orang mengalami kesepuluh gejala lupus ini. Beberapa orang mungkin hanya mengalami satu atau bahkan dua gejala saja. Hal yang terpenting adalah Anda harus peka terhadap tubuh Anda sendiri. Jangan ragu untuk periksa ke dokter apabila Anda mengalami berbagai gejala yang tidak biasa dan muncul tanpa penyebab yang jelas.

Penanganan Untuk Penderita Lupus

Tidak ada obat untuk lupus. Pengobatan meliputi penanganan gejala dengan kombinasi obat dan perubahan gaya hidup.
Kunjungan dokter reguler dan tes laboratorium diperlukan untuk menentukan seberapa baik pengobatan dilakukan dan untuk memantau potensi efek samping. Kunjungan dan pemantauan kantor yang lebih sering mungkin diperlukan pada awalnya, atau jika aktivitas penyakit tetap tinggi. Pengobatan lupus ringan mungkin memerlukan pemantauan setiap 6 sampai 12 bulan.
Ada obat berikut digunakan untuk mencegah flare lupus dan mengobati gejala.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Banyak penderita lupus memakai NSAID untuk mengatasi nyeri sendi dan pembengkakan. NSAID seperti aspirin, naproxen dan ibuprofen dapat dibeli di atas meja, tapi resep diperlukan untuk yang lebih kuat.

Kortikosteroid, seperti prednisone, dapat membantu mengurangi peradangan. Terkadang steroid digunakan selama beberapa minggu sampai obat lain yang lebih lambat bisa menjadi efektif. Karena banyak efek sampingnya, dosis serendah mungkin harus digunakan untuk jangka waktu terpendek. Biasanya kortikosteroid diberikan melalui mulut sebagai pil atau cairan. Namun, beberapa bentuk bisa diberikan sebagai suntikan ke sendi atau otot, atau sebagai infus ke pembuluh darah. Penting untuk menghentikan steroid (taper off) perlahan-lahan, bukannya menghentikannya tiba-tiba.
Obat antirematik modifikasi penyakit (DMARDs). DMARDs melakukan lebih dari sekedar mengobati gejala lupus. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka dapat memodifikasi jalannya penyakit, mencegah perkembangan dan memperlambat kerusakan sendi. DMARD sering digunakan dengan NSAID. Hydroxychloriquine umumnya diresepkan untuk penderita lupus. Hal ini dapat menyebabkan perubahan penglihatan pada beberapa orang, jadi penting untuk melakukan pemeriksaan penglihatan secara teratur. Hydroxychloriquine efektif dalam mencegah flare.

Penghambat spesifik BLyS. Belimumab adalah salah satu obat tersebut. Ini disetujui pada tahun 2011 sebagai obat pertama yang khusus untuk pengobatan lupus dalam 50 tahun. Ini menekan autoantibodi pada penderita lupus. Meskipun telah terbukti membantu beberapa penderita lupus, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efikasi dan keamanan jangka panjangnya.
Agen imunosupresif / kemoterapi. Pada kasus lanjutan lupus, obat-obatan seperti azathioprine, methotrexate dan cyclophosphamide dapat digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Jenis terapi ini dapat membantu mencegah kerusakan organ; Namun, hal itu menyebabkan efek samping yang parah serta ketidaksuburan pada wanita. Orang-orang yang menjalani terapi imunosupresif harus dipantau secara ketat oleh dokter.

Diet dan olahraga

Diet dan aktivitas fisik juga merupakan bagian penting dari perawatan. Dengan diet seimbang harus terdiri dari buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, serta susu rendah lemak dan sumber protein yang ramping. Carilah makanan tinggi omega-3, yang seharusnya mengurangi peradangan.
Istirahat dan aktivitas fisik juga penting. Bila penyakit aktif dan persendian terasa nyeri, bengkak atau kaku, penting untuk beristirahat untuk mengurangi peradangan dan kelelahan. Ketika aktivitas penyakit rendah, bagaimanapun, sangat penting untuk berolahraga secara teratur, yang mencakup aktivitas aerobik berdampak rendah, penguatan otot dan latihan fleksibilitas.

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment