Pola Tidur Bayi Berpengaruh pada Kecerdasan?

Pola Tidur Bayi Berpengaruh pada Kecerdasan?


Perubahan yang akan terjadi selama bayi tidur tidak dapat mengakibatkan kegiatan susunan saraf bayi menjadi berkurang, namun akan terjadi perubahan pada keseimbangan aktivitas dengan inaktivitas yang berasal dari beberapa sistem saraf pada otak. Bebebrapa dari fungsi saraf dapat menjadi inaktif, sementara itu sistem yang lainnya menjadi aktif. Seperti sel-sel saraf pada korteks otak ini tidak sepenuhnya berubah menjadi inaktif saat tidur.

Dapat disimpulkan dari perubahan ini bahwa tidur tidak berarti proses yang pasif, namun merupakan kegiatan yang bisa dibangkitkan. Tidur bagi bayi merupakan salah satu prioritas yang utama. Bayi sangat membutuhkan banyak istirahat terutama tidur. Perkembangan serta pertumbuhan bayi sangat tergantung sekali pada pola tidurnya, jika bayi kekurangan tidur maka bayi tidak dapat tumbuh dengan optimal sebab saat bayi tidur akan terjadi perbaikan pada sel-sel otak bayi dan juga hormon produksi dapat tumbuh hingga 75 %. Selain itu tidur juga memiliki efek yang sangat besar bagi kesehatan, fisik, emosi, mental, serta sistem imunitas yang ada dalam tubuh.

Pola tidur bayi baru akan terlihat ketika bayi anda menginjak usia 3 bulan hingga 4 bulan, proporsi tidur bayi akan lebih banyak ketika malam hari. Pada umumnya gejala morning naps ini akan berhenti ketika bayi menginjak usia 1 tahun, sementara afternoon naps akan terus berlangsung sampai bayi menginjak usia 3 tahun. Pola tidur pada bayi akan mengalami penurunan secara bertahap dalam setiap periodenya. Perkembangan tidur pada seorang bayi ini sangat berkaitan langsung dengan umur serta bertumbuh besarnya bayi atau maturitas otak. Dengan begitu waktu tidur yang dibutuhkan oleh bayi sekitar 16,5 jam setiap harinya pada bayi yang baru lahir. Serta membutuhkan waktu 14 jam bagi seorang bayi yang berusia kurang dari 1 tahun, dan bagi bayi diatas 2 tahun membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam setiap harinya.

Tidur merupakan salah satu dari kegiatan tertentu yang berasal dari otak hingga menyebabkan tidur, masukan sensorik ini menurun pada korteks serebri. Dengan begitu stimulasi di daerah ini dapat menghasilkan tidur, namun sebaliknya jika terjadi kerusakan dapat mengakibatkan gangguan pada tidur bayi. Siklus bangun dan juga tidur ini dikontrol oleh kegiatan neuron yang ada pada RAS atau Retricular Activating System. RAS ini terdiri dari beberapa sistem yaitu retikularis batang otak, basal otak depan, dan juga posterior hipotalamus.

Jika pola tidur bayi anda kurang baik maka bayi anda akan mengalami kesulitan ketika akan mulai tidur. Bayi dengan kualitas tidur yang kurang baik dapat menyebabkan mengantuk ketika ia bermain hingga hiperaktif. Bayi yang sering menangis dan rewel saat tidur malam, maka bayi anda cenderung kurang berkonsentrasi serta tidak focus dalam mengerjakan sesuatu. Banyak factor yang biasa mengganggu tidur pada bayi, salah satu diantaranya ialah kondisi bayi yang lapar, mengompol hingga factor yang berasal dari lingkungannya.

Tips Memilih Posisi Tidur Aman Bagi Bayi

Berikut ini merupakan posisi tidur dengan menyesuaikan kondisi sang bayi :

1. Posisi terlentang.

Posisi seperti ini sangat umum, biasanya bayi yang memiliki usia sekitar 0 hingga 3 bulan. Bayi belum mampu untuk berguling, serta posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling aman untuk sang bayi. Dengan posisi tidur bayi yang terlentang, kematian bayi yang diakibatkan oleh Sudden Infant Death Syndrome SIDS mulai berkurang sampai 50%. Posisi tidur yag terlentang seperti ini banyak dipilih kerena memperkecil resiko kematian bayi akibat SIDS.

2. Posisi tidur yang miring.

Posisi tidur dengan miring ke sebelah kanan biasanya dapat dipilih bagi bayi yang prematur, terutama bagi bayi yang minum menggunakan selang atau bayi masih memakai alat bantu untuk pernafasan. Hal ini bertujuan agar proses dalam pengosongan lambung berjalan lebih mudah. Ketika bayi akan di ajak pulang pun, pihak dari rumah sakit maupun dokter sendiri akan tetap menganjurkan supaya bayi sering tidur dalam posisi miring untuk mencegah gumoh yang lebih banyak lagi. Anda tidak perlu khawatir karena gumoh itu sendiri tidak ada hubungan sama sekali kepada gangguan kesehatan bayi yang serius.

3. Posisi tidur tengkurap.

Posisi tidur yang satu ini sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan. Pasalnya menurut data secara statistik menyebutkan bahwa Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau yang kita ketahui sebagai sindrome meninggal secara mendadak ini, banyak sekali terjadi terhaap bayi dengan tidur yang tengkurap. Namun selain itu ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa, ada daftar yang harus diperhatikan agar bayi merasa lebih nyaman, tidur dengan nyenyak, tidak banyak menangis, serta gerak dari pernafasan dan juga perkembangan motorik bayi menjadi lebih baik. Mungkin bayi anda merasa sedang di peluk oleh ibunya, atau juga perut terasa lebih hangat kerena perut bayi tersebut menempel pada kasur. Posisi tidur tengkurap ini masih bisa dipilih tetapi tetap dalam pengawasan orang tua. Serta selain itu juga usahakan mulut bayi anda serta hidung pada bayi tidak terhalangi oleh suatu benda yang bisa mengganggu pernafasan bayi anda.

Sebagai orang tua sebaiknya anda bisa membaca posisi tidur yang paling disukai oleh bayi anda. Buatlah anak anda merasakan kenyamanan dan ia dapat tidur dengan terlelap. Namun anda harus tetap mengawasi posisi tidurnya. Apabila anda menginginkan kepala bayi yang bagus, bukan berarti bayi anda harus ditidurkan dengan posisi tengkurep, ketika bayi bangun kemudian anda bisa mengajaknya bermain dengan posisi bayi tengkurap dalam suasana yang gembira. Hal ini bisa anda lakukakan dalam waktu beberapa menit dalam sehari, dan yang palin penting kegiatan tersebut berada di bawah pengawasan orang tua. Jika bayi anda tidur dengan posisi yang miring, sebaiknya ibu mengatur posisi bayi tersebut agar tidak selalu menghadap pada satu sisi saja namun dapat dilakukan bergantian dengan menghadap sisi kanan ataupun sisi kiri.

Betulkah Penyebab Bayi Ngorok adalah Alergi?

Ketika bayi anda tertidur sering kali ditemui bayi yang memiliki suara nafas seperti orang dewasa yang mendengkur. Bayi yang mendengkur sering kali dianggap wajar, bayi yang tidur ngorok dianggap sebuah tanda bahwa tidur bayi pulas dan memiliki kualitas yang baik. Meskipun sebuah penelitian menghubungkan bahwa bayi yang sering kali ngorok memicu anak menjadi gelisah dan hiperaktif. Penelitian terbaru bahkan menyatakan gangguan pernafasan pada saat tidur (ngorok) akan menimbulkan gangguan perilaku dikemudian hari, bahkan pada anak 9-69 akan menyebabkan nafas terhenti dan dihubungkan dengan resiko anak yang hiperaktif. Usia bayi dapat berpengaruh terhadap kecenderungan resiko hiperaktif. Pada bayi yang sering tidur bersuara pada saat usia 6-69 bulan, 60% akan meningkatkan hiperaktif pada usia 7 tahun. Hal ini menunjukan adanya gangguan pernapasan yang membutuhkan perhatian sedini mungkin sehingga harus segera dicari tahu penyebab utamanya.

Penelitian selanjutnya menghubungkan apabila bayi hanya mengorok dan masih bisa beraktivitas dengan baik, masih mempunyai nafsu makan yang tinggi dan tidak mengalami gangguan kesehatan lainnya maka dikatakan normal. Penyebab bayi ngorok disebabkan adanya penyumbatan pada jalan napas sehingga aliran udara yang masuk ke dalam tubuh bayi dan keluar melalui hidung bayi tidak lancar sehingga mengakibatkan timbul bunyi saat bayi menarik nafas ketika tidur.
Penyumbatan pada saluran nafas bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya berat badan bayi yang berlebihan. Berat badan yang berlebihan pada bayi dapat dilihat dari indek tinggi badan dan berat badan, apabila melebihi normal dapat dikategorikan obesitas. Berat badan yang berlebihan ini yang akan menyebabkan bayi anda tidur ngorok. Selanjutnya dapat dikarenakan riwayat kesehatan bayi seperti alergi. Alergi dapat dikarenakan debu, asap rokok, binatang atau beberapa benda lainnya. Apabila penyebab utamanya dikarenakan alergi sebaiknya anda memastikan sumber utama alergi sehingga dapat mengatasinya dan menghindari pemicunya.

Adapun cara yang bisa anda lakukan untuk mengatasi bayi yang ngorok adalah dengan mengubah posisi tidur bayi dengan cara memiringkan, dengan cara ini akan membuat bayi menjadi lancar dalam saluran nafas dan mengurangi suara ngorok. Sedangkan untuk bayi yang ngorok dikarenakan kondisi kesehatan yang terganggu seperti flu, dapat dengan cara menegakkan tubuh bayi kemudian menyangganya dengan tangan dan mengusap dadanya secara perlahan. Anda juga dapat mengatasi dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap kemudian menepuk bagian punggungnya. Sebelum anda melakukan cara ini, pastikan terlebih dahulu anak anda tidak selesai makan, karena akan mengganggu proses pencernaannya. Meskipun pada dasarnya bayi yang ngorok akan sembuh dengan sendirinya akan tetapi jika bayi ngorok disertai dengan keluhan kesehatan lainnya sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk mengurangi resiko kesehatan buruk pada bayi dikemudian hari.

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment